Friday, December 9, 2011

Seorang Wanita dan Tukang Besi.


Ketika si tukang besi sedang duduk di rumahnya melepas lelah setelah seharian bekerja, tiba-tiba terdengar pintu rumahnya diketuk orang. Si tukang besi keluar untuk melihatnya, pandangannya menubruk pada sesosok wanita cantik yang tak lain adalah tetangganya.

“Saudaraku, aku menderita kelaparan. Jika bukan karena tuntutan agamaku yang menyuruh untuk memelihara jiwa (hifdz al-Nafs), aku tidak akan datang ke rumahmu. Maukah engkau memberikan makanan padaku karena Allah?” Tutur wanita itu.

Ketika itu, memang tengah datang musim paceklik (kemarau). Sawah dan ladang mengering. Tanah pecah berbongkah-bongkah. Padang rumput menjadi tandus hingga hewan ternak menjadi kurus dan akhirnya mati. Makanan menjadi langka, maka tak pelak kelaparan melanda sebagian besar penduduk desa itu. Hanya sebagian kecil yang masih bisa bertahan.

“Tidakkah engkau tahu bahwa aku mencintaim? Akan kuberi engkau makanan, tetapi engkau harus melayaniku semalam,” kata tukang besi itu.
Si tukang besi memang jatuh hati kepada tetangganya itu. Dia merayunya dengan berbagai cara dan taktik, namun tak juga berhasil meluluhkan hati wanita itu.
“Lebih baik mati kelaparan daripada durhaka kepada Allah,” ujar wanita itu lagi sambil berlalu menuju rumahnya.

Setelah dua hari berlalu, wanita itu kembali mendatangi rumah si tukang besi dan mengatakan hal yang sama. Demikian pula jawaban si tukang besi. Ia akan memberi makanan asalkan wanita itu mau menyerahkan dirinya. Mendengar jawaban yang sama, wanita itupun kembali ke rumahnya.
Dua hari kemudian, wanita itu datang lagi ke rumah tukang besi itu dalam keadaan payah. Suaranya parau, matanya sayu, dan punggungnya membungkuk karena menahan lapar yang tiada tara. Ia kembali mengatakan hal serupa. Begitu pula jawaban si tukang besi, sama dengan yang sudah-sudah. Wanita itu kembali ke rumahnya dengan tangan kosong untuk kali ketiga.
Ketika itulah, Allah memberikan hidayah-Nya kepada si tukang besi. “Sungguh celaka aku ini, seorang wanita mulia datang kepadaku, dan aku terus berlaku dzalim kepadanya,” tutur tukang besi dalam hatinya. “Ya Allah aku bertaubat kepada-Mu dari perbuatanku dan aku tidak akan mengganggu wanita itu lagi selamanya.”

Si tukang besi itu bergegas mengambil makanan dan pergi ke rumah wanita itu. Diketuknya pintu rumah wanita itu. Tak lama berselang, kerekek…terlihat pintu terbuka dan muncullah sesosok wanita yang nampak kuyu. Melihat si tukang besi berdiri di depan pintu rumahnya, wanita itu bertanya, “Apa keperluanmu datang ke rumahku?”
“Aku bermaksud mengantarkan sedikit makanan yang aku punya. Jangan khawatir, aku memberinya karena Allah,” jawab si tukang besi itu.
“Ya Allah, jika benar apa yang dikatakannya, maka haramkanlah ia dari api di dunia dan akhirat,” tutur wanita itu seraya menengadahkan kedua tanganya ke langit.
Si tukang besi itu pulang ke rumahnya. Ia memasak makanan yang tersisa buat dirinya. Tiba-tiba secara tak sengaja bara api mengenai kakinya, namun kaki si tukang besi itu tidak terbakar. Bergegas ia menemui wanita itu lagi.
“Wanita yang mulia, Allah telah mengabulkan doamu,” ujar si tukang besi.
Seketika itu, wanita itu sujud syukur kepada Allah.
“Ya Allah engkau telah mewujudkan doaku, maka cabutlah nyawaku saat ini juga.” Terdengar suara lirih dari mulut wanita itu dalam sujudnya. Allah kembali mendengar doanya. Wanita itupun berpulang ke Rahmatullah dalam keadaan sujud.
Demikianlah kisah seorang wanita yang menjaga kehormatannya meskipun harus menahan rasa lapar yang tiada tara.

Setiap muslimah mestinya dapat mengambil i’tibar (pelajaran berharga) dari berbagai kisah wanita shalihah yang telah diuraikan di muka. Merekalah yang mestinya dijadikan suri tauladan dalam kehidupan keseharian, bukan para artis yang menawarkan gaya hidup hedonisme dan materialisme
Dikutip dari buku "Bidadari Dunia Potre Ideal Wanita Muslim", Muh. Syafi'i Al-Bantani


Friday, October 28, 2011

Matahari pada tanggal 28 Oktober

Surabaya, 28 Oktober 2011.
06:13 WIB.

Hari ini, tepat tanggal 28 Oktober 2011, teringat cerita guru2 sejarah pada masa2 aku sekolah SD, SMP, SMA tentang Sumpah Pemuda. Sebuah peringatan tentang cermin semangat para pemuda-pemudi Indonesia pada masa 83 tahun silam.

Berikut ini adalah sedikit cerita tentang sumpah pemuda yang aku sadur dari sumpahpemuda.org :


SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
  1. Abdul Muthalib Sangadji
  2. Purnama Wulan
  3. Abdul Rachman
  4. Raden Soeharto
  5. Abu Hanifah
  6. Raden Soekamso
  7. Adnan Kapau Gani
  8. Ramelan
  9. Amir (Dienaren van Indie)
  10. Saerun (Keng Po)
  11. Anta Permana
  12. Sahardjo
  13. Anwari
  14. Sarbini
  15. Arnold Manonutu
  16. Sarmidi Mangunsarkoro
  17. Assaat
  18. Sartono
  19. Bahder Djohan
  20. S.M. Kartosoewirjo
  21. Dali
  22. Setiawan
  23. Darsa
  24. Sigit (Indonesische Studieclub)
  25. Dien Pantouw
  26. Siti Sundari
  27. Djuanda
  28. Sjahpuddin Latif
  29. Dr.Pijper
  30. Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
  31. Emma Puradiredja
  32. Soejono Djoenoed Poeponegoro
  33. Halim
  34. R.M. Djoko Marsaid
  35. Hamami
  36. Soekamto
  37. Jo Tumbuhan
  38. Soekmono
  39. Joesoepadi
  40. Soekowati (Volksraad)
  41. Jos Masdani
  42. Soemanang
  43. Kadir
  44. Soemarto
  45. Karto Menggolo
  46. Soenario (PAPI & INPO)
  47. Kasman Singodimedjo
  48. Soerjadi
  49. Koentjoro Poerbopranoto
  50. Soewadji Prawirohardjo
  51. Martakusuma
  52. Soewirjo
  53. Masmoen Rasid
  54. Soeworo
  55. Mohammad Ali Hanafiah
  56. Suhara
  57. Mohammad Nazif
  58. Sujono (Volksraad)
  59. Mohammad Roem
  60. Sulaeman
  61. Mohammad Tabrani
  62. Suwarni
  63. Mohammad Tamzil
  64. Tjahija
  65. Muhidin (Pasundan)
  66. Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
  67. Mukarno
  68. Wilopo
  69. Muwardi
  70. Wage Rudolf Soepratman
  71. Nona Tumbel
Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
  1. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
    di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
    Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
    Kong Liong.
  2. 2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
    Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
    yaitu :
    a. Kwee Thiam Hong
    b. Oey Kay Siang
    c. John Lauw Tjoan Hok
    d. Tjio Djien kwie



Semangat yang pantang menyerah, terus membakar jiwa mereka demi bangsa yang mereka cintai ini, melalui perjuangan yang bertaruh nyawa, dengan satu tujuan yaitu mengusir penjajah datri tanah air indonesia, pada waktu itu.
Dari semangat itulah, lahir SUMPAH PEMUDA pada tanggal 28 Oktober 1928.
Dan sekarang, kita yang patut meneruskan perjuangan pemuda pendahulu2 kita.

Selamat hari Sumpah Pemuda saudara - saudara ku setanah air.

Wednesday, September 21, 2011

Cinta Tak Selalu Berwujud Bunga

sekedar di baca aja, kalau kalian suka just "like it"...
cerita ini aku dapet dr salah satu blog orang, ceritanya bagus dan sedikit memberikan suatu pelajaranlah buat kita para lelaki yang kelak menjadi calon pemimpin rumah tangga,,,,


------------------------------------------------------------------------------------------------------

Suamiku adalah seorang insinyur. Aku mencintai sifatnya yang
alami & aku suka perasaan hangat yang muncul di hatiku kala bersandar di
bahunya yang bidang.


Tiga tahun dalam masa perkenalan, & dua tahun dalam
pernikahan, harus kuakui, bahwa aku mulai merasa lelah. Alasan-alasan aku
mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.


Aku adalah seorang wanita yang sentimentil & benar-benar
sensitif, serta berperasaan halus. Aku merindukan saat-saat romantis seperti
seorang anak kecil yang menginginkan permen.


Tapi semua itu tidak pernah aku dapatkan. Suamiku jauh
berbeda dari yang aku harapkan. Rasa sensitifnya kurang. Dan ketidakmampuannya
dalam menciptakan suasana romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan
semua harapanku akan cinta yang ideal.


Suatu hari aku beranikan diri untuk mengatakan keputusanku
kepadanya, bahwa aku ingin bercerai.


“Mengapa?,” dia bertanya dengan terkejut.


“Aku lelah. Kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang aku
inginkan.”


Dia terdiam & termenung sepanjang malam didepan
komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.


Kekecewaanku makin bertambah. Seorang pria yang bahkan tidak
dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa aku harapkan darinya?
Akhirnya dia bersuara,”Apa yang bisa aku lakukan untuk mengubah pikiranmu?”


Aku tatap matanya dalam-dalam & menjawab pelan,”Aku
punya pertanyaan, jika kamu dapat menemukan jawabannya dalam hatiku, aku akan
mengubah keputusanku. Seandainya aku menyukai setangkai bunga indah yang hanya
ada di suatu tebing gunung, dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu
kamu akan mati. Apakah kamu akan tetap melakukannya demi aku?”


Dia termenung dan berkata,”Aku akan memberikan jawabannya
besok.”


Hatiku langsung gundah mendengar jawabannya.


----

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan aku menemukan
selembar kertas dengan coretan tanganya dibawah sebuah gelas yang berisi susu
hangat yang bertuliskan…


“Sayang, aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu. Tapi
ijinkan aku untuk menjelaskan alasannya.”


Kalimat pertama ini sudah cukup meruntuhkan hatiku. Aku coba
untuk melanjutkan membacanya.


“Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan
program di PC-nya dan akhirnya menangis didepan monitor. Dan saya harus
memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu & memperbaiki programnya.


“Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar
rumah, & saya harus memberikan kaki saya untuk bisa mendobrak pintu, dan
membukakan pintu untukmu ketika pulang.


“Kamu suka jalan-jalan keluar kota, tapi selalu nyasar di tempat-tempat
baru yang baru kamu kunjungi, aku harus menunggu di rumah agar bisa memberikan
mataku untuk mengarahkanmu.


“Kamu selalu pegal-pegal pada waktu ‘teman baikmu’ datang
setiap bulannya, dan aku harus memberikan tanganku untuk memijat kakimu yang
pegal hingga kamu tertidur.


“Kamu senang diam di rumah, dan aku selalu kuatir kamu akan
menjadi ‘aneh’. Dan aku harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di
rumah. Atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu & konyol
yang aku alami.


“Kamu selalu menatap laptop-mu, membaca buku sambil tiduran,
dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu. Aku harus menjaga mataku agar ketika
kita tua nanti aku masih bisa menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti
ubanmu.


“Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menyusuri
pantai, menikmati matahari pagi & pasir yang indah. Menceritakan warna-wani
bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.


“Tapi sayangku, aku tidak akan mengambil bunga itu untuk
mati.


“Karena aku tak sanggup melihat air matamu mengalir
menangisi kematianku.


“Aku tahu ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari
aku mencintaimu. Untuk itu, Sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku,
kakiku, mataku tidak cukup bagimu, aku tidak bisa menahan dirimu untuk mencari
tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu.”


Air mataku tumpah diatas tulisannya hingga membuat tintanya
menjadi kabur, tap aku berusaha tetap membacanya.


“Dan sekarang, Sayangku, kamu telah selesai membaca jawabanku.
Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal
di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, aku sekarang sedang berdiri
disana menunggu jawabanmu.


“Atau jika kamu tidak puas, biarkan aku masuk untuk
membereskan barang-barangku dan aku tidak akan mempersulit hidupmu.


“Percayalah, bahagiaku bila kamu bahagia.”


Aku segera berlari membuka pintu & melihatnya berdiri di
depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu & roti
kesukaanku.


Oh Tuhan, kini aku tahu, tidak ada orang yang pernah
mencintaiku lebih dari dia mencintaiku.


Itulah cinta, disaat kita merasa cinta intu telah
berangsur-angsur hilang dari hati karena kita merasa dia tidak dapat memberikan
cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka sesungguhnya cinta itu telah hadir
dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

---

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta
dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.


Karena cinta tidak selalu harus berwujud “bunga”.

Sebuah Muhasabah

artikel baru yg aq dapat, sebuah perihal buat kita agar selalu ingat kepada SANG PENGUASA ALAM,,
untuk kita renungan kembali, agar kita menjadi manusia yg lebih baik...

artikel ini aq copy paste dari sebuah blog,,,

==============================================================

Pada sebuah perjalanan di akhir minggu kemarin aku menyempatkan diri singgah di sebuah mushalla kecil dekat tempatku menitipkan kendaraan, untuk menunaikan shalat dhuhur. Sebuah mushalla yang berdiri di sebuah tempat sederhana dengan pekarangan lembab dan becek karena hujan. Ubin tempat wudhunya pun kotor terkena bercak lumpur merah yang tak sempat disiram. Terbersit perasaan sedih melihat suasana itu, mengingat tempat ini adalah "Rumah Allah".

Seorang anak muda terlentang tidur-tiduran di bawah kipas angin berdebu. Posisi tidurnya membuatku harus mencari tempat agak ke belakang, maklum mushalla ini memiliki ruangan yang kecil. Tak lama setelah itu ia tersadar dan ketika melihatku shalat di belakangnya, ia pun segera bangun dan bersandar di sebuah pilar di tengah ruangan. Tapi terlambat karena aku telah ber-takbiratul ihram, untuk memulai shalat.

Di sudut kiri depan seorang bapak bersarung-berpeci shalat dengan khusuknya. Setelah melihat bapak itu mengucapkan salam, tiba-tiba si anak muda bangkit dan mengumandangkan iqomat. Wah...ternyata shalat berjamaah baru saja dimulai, padahal kupikir shalat dhuhur berjamaah telah lama berlangsung. Tanpa kusadari bahwa adzan belum lama berselang, dan rupanya si anak muda tadi tiduran sambil menunggu jamaah berdatangan. Setelah menunggu cukup lama, sholat berjamaah itu pun berlangsung hanya diikuti satu orang ma'mum saja. Ada rasa menyesal di hatiku tak ikut shalat bersama mereka.

Aku mengakhiri shalat sebelum mereka selesai. Pandangan mataku menyapu ke sekeliling ruangan dan merasa tertarik dengan tempelan-tempelan kertas kusam di papan pengumuman. Ada gambar posisi shalat berjamaah yang benar, termasuk posisi kaki saat kita menjadi ma'mum. Selembar kertas berjudul "Sebuah Muhasabah" memancing rasa ingin tahuku untuk membacanya.

Ada banyak poin pertanyaan ditulis di situ sehingga sulit bagiku untuk mengingatnya. Tapi beberapa poin penting sempat terekam di otakku, diantaranya adalah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Sudahkah Anda menjaga shalat Anda dengan memenuhi panggilan menunaikan shalat 5 waktu secara berjamaah di masjid?
2. Sudahkah Anda shalat secara khusuk, dengan memahami apa yang Anda ucapkan?
3. Sudahkah Anda menunaikan shalat fajar di masjid? (Di sini tidak disebutkan shalat subuh karena diasumsikan bahwa orang yang shalat fajar pasti shalat subuh).
4. Sudahkah Anda membiasakan diri melaksanakan shalat rawatib di sela shalat wajib?
5. Apakah Anda selalu mengingat asma Allah dengan berdzikir usai melaksanakan shalat?
6. Apakah Anda telah bersholawat untuk nabi kita
7. Sudahkah Anda membaca Kalam Ilahi hari ini?
8. Sudahkah Anda membaca Hadits Rasulullah hari ini?
9. Apakah Anda telah berupaya mengurangi bercanda dan banyak tertawa?

Sebuah hadits menyertai pertanyaan di atas. Rasulullah pernah berpesan kepada Abu Hurairah untuk mengurangi tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati. Begitu sabda beliau.
10. Sudahkah Anda berusaha menjauhi orang yang suka mengajak anda berbuat keburukan...?
Dan masih banyak lagi pertanyaan yang tak sempat aku baca.

Deg...! Hatiku berdebar keras membaca pertanyaan demi pertanyaan tadi yang isinya sangat menohok dengan telak jantungku. Tiba-tiba sebuah cermin serasa berada di depanku memperlihatkan tubuhku yang kumal dan compang-camping. Pantaskah orang seperti ini masuk ke surgamu ya Rabb? Aku limbung, kakiku terasa lemas menahan tubuh ini. Begitu banyak urusan dunia sehingga banyak kewajiban yang Kau buat pun terlewatkan. Aku malu pada diriku yang terlalu banyak memohon dan berharap kemurahanMu, sementara aku masih sering melupakanMu, melupakan kewajibanku. Ya Allah ampuni hambaMu yang dhoif ini.

Di sebuah tempat yang kecil, becek dan kumuh ini telah Kau berikan cahaya buat hatiku yang gelap untuk bermuhasabah, introspeksi diri. Semoga saja aku segera tersadarkan dan mulai meningkatkan kualitas hidup dalam persiapan menghadap ke arasyMu nanti.

BACA INI,,,,### Syukurilah Hidup!!! ####

saya mendapatkan cerita ini dari sebuah blog,,,,
sebuah pelajaran bagi kita,,,,


"Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia. Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?" Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."

***
Kisah diatas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah . Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

Hidup adalah anugerah

Hari ini sebelum Anda berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar, ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum Anda mengeluh mengenai cita rasa makananmu, ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum Anda mengeluh tentang suami atau isterimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum Anda mengeluh tentang hidupmu, ingatlah akan seseorang yang begitu cepat meninggal dunia.

Sebelum Anda mengeluh tentang anak-anakmu, ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak kunjung mendapatnya.

Sebelum Anda bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai, ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.

Sebelum merengek karena harus menyetir terlalu jauh, ingatlah akan seseorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Ketika Anda lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, ingatlah akan para pengangguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

Sebelum Anda menuding atau menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa sebelum menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan berkesempatan memperbaikinya.

Hidup adalah anugerah sekaligus ujian. Jalanilah, nikmatilah, isilah, & syukurilah itu."

SATU KALIMAT YANG saya SUKA,,,,
" Hidup adalah anugerah sekaligus ujian. Jalanilah, nikmatilah, isilah, & syukurilah itu "

Sunday, February 13, 2011

BELAJARLAH dari PEMUDA ini....

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit.

Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya. Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.

Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”.

Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya. Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam.

Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum. Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.

Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa. Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”. Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.

Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatanganNabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.

Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.

Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar ! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”. Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah: “Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. “Wahai waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?” “Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak ?”tanya kami. “Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! “katanya. “Kami telah melakukannya.” “Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!” Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat”. “Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? “Tanya kami. “Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat. Kemudian kami berkata lagi kepadanya, “Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.”Ya,”jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)

Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi terkenal di langit.

Wednesday, January 26, 2011

Di Balik Secangkir Kopi...

Mungkin kebanyakan orang yang senang menikmati malam, kopi adalah pilihan tepat sebagai teman bercengkrama. Karna kopi bisa menahan rasa kantuk dalam diri kita. Terdapat banyak unsur filosofis dari kopi, mungkin kebanyakan orang menganggap kopi hanya sekedar minuman yang bisa menahan rasa kantuk atau banyak orang yang mengatakan kalau kopi dapat mengakibatkan kita cepat tua. Saya masih ragu dengan pendapat orang2 yang berkata seperti itu, mungkin mereka bukan bener2 penggemar kopi ataukah mereka tidak suka minum kopi. Kalau kita sudah paham rasa dari minum kopi kita akan menemukan berbagai rasa di dalamnya, mulai dari rasa manis, asam, pahit dan asin. Dapat di ibaratkan rasa2 yang di kandung kopi itu seperti HIDUP kita ini, saling berinteraksi antara satu rasa dengan rasa yang lain, karna rasa itu tidak bisa di pisahkan satu sama lain, mereka itu satu paket. Malam tak akan lengkap kalau tidak ada siang, begitu pula sebaliknya.

Ada baiknya kita mencari tau manfaat dan efek negatif kopi bagi kesehatan.
Berikut ini adalah artikel tentang kopi yang saya kutip dari situs majalah kesehatan...

" Berbicara mengenai kopi, banyak orang yang masih berpendapat bahwa kopi buruk bagi kesehatan. Sebenarnya hal itu tidak sepenuhnya benar. Kopi, asalkan dikonsumsi secara bijak, sebenarnya justru bermanfaat bagi kesehatan. Apa pun, bukan hanya kopi, bila dikonsumsi berlebihan pasti tidak baik.

Manfaat Kopi

Menurut Harvard Women’s Health, konsumsi kopi beberapa cangkir sehari dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2, pembentukan batu ginjal, kanker usus besar, penyakit parkinson, kerusakan fungsi hati (sirosis), penyakit jantung serta menghambat penurunan daya kognitif otak.
  • Diabetes. Dua puluh studi yang dilakukan di seluruh dunia menunjukkan bahwa kopi mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 50%. Para peneliti menduga penyebabnya adalah asam klorogenik di dalam kopi berperan memperlambat penyerapan gula dalam pencernaan. Asam klorogenik juga merangsang pembentukan GLP-1, zat kimia yang meningkatkan insulin (hormon yang mengatur penyerapan gula ke dalam sel-sel). Zat lain dalam kopi yaitu trigonelin (pro vitamin B3) juga diduga membantu memperlambat penyerapan glukosa.
  • Kanker. Riset secara konsisten menunjukkan bahwa kopi mengurangi risiko kanker hati, kanker payudara dan kanker usus besar.
  • Sirosis. Kopi melindungi hati dari sirosis, terutama sirosis karena kecanduan alkohol.
  • Penyakit Parkinson. Para peminum kopi memiliki risiko terkena Parkinson setengah lebih rendah dibanding mereka yang tidak minum kopi.
  • Penyakit jantung dan stroke. Konsumsi kopi tidak meningkatkan risiko jantung dan stroke.  Sebaliknya, kopi justru sedikit mengurangi risiko stoke. Sebuah studi atas lebih dari 83.000 wanita berusia lebih dari 24 tahun menunjukkan mereka yang minum dua sampai tiga cangkir kopi sehari memiliki risiko terkena stroke 19% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Studi terhadap sejumlah pria di Finlandia menunjukkan hasil yang sama.
  • Fungsi kognitif. Studi atas 4.197 wanita dan 2.820 pria di Perancis menunjukkan bahwa meminum setidaknya tiga cangkir kopi sehari dapat menghambat penurunan fungsi kognitif otak akibat penuaan hingga 33 persen pada wanita. Namun, manfaat yang sama tidak ditemukan pada pria. Hal ini mungkin karena wanita lebih peka terhadap kafein.

Efek Negatif Kopi

Namun demikian, kopi juga memiliki efek negatif. Kafein sebagai kandungan utama kopi bersifat stimulan yang mencandu. Kafein mempengaruhi sistem kardiovaskuler seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah. Dampak negatif itu muncul bila Anda mengkonsumsinya secara berlebihan.
Bagi kebanyakan orang, minum dua sampai tiga cangkir kopi tidak memberikan dampak negatif. Meminum kopi dengan frekuensi lebih dari itu bisa menimbulkan jantung berdebar-debar, sulit tidur, kepala pusing dan gangguan lainnya. Oleh karena itu, bagi mereka yang mengkonsumsi kopi agar tidak mengantuk–misalnya karena kekurangan tidur– disarankan agar konsumsinya disebar sepanjang hari.
Riset mengenai hubungan konsumsi kopi dengan keguguran kandungan tidak memberikan kesimpulan seragam. Tetapi, untuk amannya ibu hamil disarankan tidak minum lebih dari satu cangkir kopi sehari."

Nah, sekarang kita sedikit banyak tau tentang manfaat dan efek negatif kopi, agar kita tidak sekedar meminum secangkir kopi dan menikmatinya tanpa tau manfaat dan efek negatif dari kopi tersebut.

Tuesday, January 25, 2011

Patut kita ambil hikmah

sekedar di baca aja, kalau kalian suka just "like it"...
cerita ini aku dapet dr salah satu blog orang, ceritanya bagus dan sedikit memberikan suatu pelajaranlah buat kita para lelaki yang kelak menjadi calon pemimpin rumah tangga,,,,


------------------------------------------------------------------------------------------------------

Suamiku adalah seorang insinyur. Aku mencintai sifatnya yang
alami & aku suka perasaan hangat yang muncul di hatiku kala bersandar di
bahunya yang bidang.


Tiga tahun dalam masa perkenalan, & dua tahun dalam
pernikahan, harus kuakui, bahwa aku mulai merasa lelah. Alasan-alasan aku
mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.


Aku adalah seorang wanita yang sentimentil & benar-benar
sensitif, serta berperasaan halus. Aku merindukan saat-saat romantis seperti
seorang anak kecil yang menginginkan permen.


Tapi semua itu tidak pernah aku dapatkan. Suamiku jauh
berbeda dari yang aku harapkan. Rasa sensitifnya kurang. Dan ketidakmampuannya
dalam menciptakan suasana romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan
semua harapanku akan cinta yang ideal.


Suatu hari aku beranikan diri untuk mengatakan keputusanku
kepadanya, bahwa aku ingin bercerai.


“Mengapa?,” dia bertanya dengan terkejut.


“Aku lelah. Kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang aku
inginkan.”


Dia terdiam & termenung sepanjang malam didepan
komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.


Kekecewaanku makin bertambah. Seorang pria yang bahkan tidak
dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa aku harapkan darinya?
Akhirnya dia bersuara,”Apa yang bisa aku lakukan untuk mengubah pikiranmu?”


Aku tatap matanya dalam-dalam & menjawab pelan,”Aku
punya pertanyaan, jika kamu dapat menemukan jawabannya dalam hatiku, aku akan
mengubah keputusanku. Seandainya aku menyukai setangkai bunga indah yang hanya
ada di suatu tebing gunung, dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu
kamu akan mati. Apakah kamu akan tetap melakukannya demi aku?”


Dia termenung dan berkata,”Aku akan memberikan jawabannya
besok.”


Hatiku langsung gundah mendengar jawabannya.


----

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan aku menemukan
selembar kertas dengan coretan tanganya dibawah sebuah gelas yang berisi susu
hangat yang bertuliskan…


“Sayang, aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu. Tapi
ijinkan aku untuk menjelaskan alasannya.”


Kalimat pertama ini sudah cukup meruntuhkan hatiku. Aku coba
untuk melanjutkan membacanya.


“Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan
program di PC-nya dan akhirnya menangis didepan monitor. Dan saya harus
memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu & memperbaiki programnya.


“Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar
rumah, & saya harus memberikan kaki saya untuk bisa mendobrak pintu, dan
membukakan pintu untukmu ketika pulang.


“Kamu suka jalan-jalan keluar kota, tapi selalu nyasar di tempat-tempat
baru yang baru kamu kunjungi, aku harus menunggu di rumah agar bisa memberikan
mataku untuk mengarahkanmu.


“Kamu selalu pegal-pegal pada waktu ‘teman baikmu’ datang
setiap bulannya, dan aku harus memberikan tanganku untuk memijat kakimu yang
pegal hingga kamu tertidur.


“Kamu senang diam di rumah, dan aku selalu kuatir kamu akan
menjadi ‘aneh’. Dan aku harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di
rumah. Atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu & konyol
yang aku alami.


“Kamu selalu menatap laptop-mu, membaca buku sambil tiduran,
dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu. Aku harus menjaga mataku agar ketika
kita tua nanti aku masih bisa menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti
ubanmu.


“Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menyusuri
pantai, menikmati matahari pagi & pasir yang indah. Menceritakan warna-wani
bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.


“Tapi sayangku, aku tidak akan mengambil bunga itu untuk
mati.


“Karena aku tak sanggup melihat air matamu mengalir
menangisi kematianku.


“Aku tahu ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari
aku mencintaimu. Untuk itu, Sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku,
kakiku, mataku tidak cukup bagimu, aku tidak bisa menahan dirimu untuk mencari
tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu.”


Air mataku tumpah diatas tulisannya hingga membuat tintanya
menjadi kabur, tap aku berusaha tetap membacanya.


“Dan sekarang, Sayangku, kamu telah selesai membaca jawabanku.
Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal
di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, aku sekarang sedang berdiri
disana menunggu jawabanmu.


“Atau jika kamu tidak puas, biarkan aku masuk untuk
membereskan barang-barangku dan aku tidak akan mempersulit hidupmu.


“Percayalah, bahagiaku bila kamu bahagia.”


Aku segera berlari membuka pintu & melihatnya berdiri di
depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu & roti
kesukaanku.


Oh Tuhan, kini aku tahu, tidak ada orang yang pernah
mencintaiku lebih dari dia mencintaiku.


Itulah cinta, disaat kita merasa cinta intu telah
berangsur-angsur hilang dari hati karena kita merasa dia tidak dapat memberikan
cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka sesungguhnya cinta itu telah hadir
dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

---

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta
dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.


Karena cinta tidak selalu harus berwujud “bunga”.

Monday, January 24, 2011

PEREMPUAN ( UNTUK PARA LELAKI )

artikel ini aku ambil dari blog orang,,,
( buat yg punya artikel ini ,saya minta maaf kalo copy paste,bukan maksud saya untuk mencuri artikelnya mas/mbak,tp saya seneng bgt dgn artikelnya,dan ingin saya posh di blog saya,,hehehe )

setelah saya baca artikel ini,banyak hikmah yg saya dapat,,,
ternyata masih ada perempuan yg punya pemikiran seperti itu,,,,
alhamdulillah,,,,,

okay,,,
ini dia artikelnya,,,,

PEREMPUAN (KHUSUSNYA UNTUK PARA LELAKI)



Dia yang diambil dari tulang rusuk.
Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi. Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.
Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.
Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki : perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele... hingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya...sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.
Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.
Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.
Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... kata-kata yang lembut... ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti... membuatnya aman di dekatmu....
Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang... seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.
Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya.... tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya...Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana.... karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... karena kau dan dia adalah satu.... dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya. Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More