Wednesday, September 21, 2011

Sebuah Muhasabah

artikel baru yg aq dapat, sebuah perihal buat kita agar selalu ingat kepada SANG PENGUASA ALAM,,
untuk kita renungan kembali, agar kita menjadi manusia yg lebih baik...

artikel ini aq copy paste dari sebuah blog,,,

==============================================================

Pada sebuah perjalanan di akhir minggu kemarin aku menyempatkan diri singgah di sebuah mushalla kecil dekat tempatku menitipkan kendaraan, untuk menunaikan shalat dhuhur. Sebuah mushalla yang berdiri di sebuah tempat sederhana dengan pekarangan lembab dan becek karena hujan. Ubin tempat wudhunya pun kotor terkena bercak lumpur merah yang tak sempat disiram. Terbersit perasaan sedih melihat suasana itu, mengingat tempat ini adalah "Rumah Allah".

Seorang anak muda terlentang tidur-tiduran di bawah kipas angin berdebu. Posisi tidurnya membuatku harus mencari tempat agak ke belakang, maklum mushalla ini memiliki ruangan yang kecil. Tak lama setelah itu ia tersadar dan ketika melihatku shalat di belakangnya, ia pun segera bangun dan bersandar di sebuah pilar di tengah ruangan. Tapi terlambat karena aku telah ber-takbiratul ihram, untuk memulai shalat.

Di sudut kiri depan seorang bapak bersarung-berpeci shalat dengan khusuknya. Setelah melihat bapak itu mengucapkan salam, tiba-tiba si anak muda bangkit dan mengumandangkan iqomat. Wah...ternyata shalat berjamaah baru saja dimulai, padahal kupikir shalat dhuhur berjamaah telah lama berlangsung. Tanpa kusadari bahwa adzan belum lama berselang, dan rupanya si anak muda tadi tiduran sambil menunggu jamaah berdatangan. Setelah menunggu cukup lama, sholat berjamaah itu pun berlangsung hanya diikuti satu orang ma'mum saja. Ada rasa menyesal di hatiku tak ikut shalat bersama mereka.

Aku mengakhiri shalat sebelum mereka selesai. Pandangan mataku menyapu ke sekeliling ruangan dan merasa tertarik dengan tempelan-tempelan kertas kusam di papan pengumuman. Ada gambar posisi shalat berjamaah yang benar, termasuk posisi kaki saat kita menjadi ma'mum. Selembar kertas berjudul "Sebuah Muhasabah" memancing rasa ingin tahuku untuk membacanya.

Ada banyak poin pertanyaan ditulis di situ sehingga sulit bagiku untuk mengingatnya. Tapi beberapa poin penting sempat terekam di otakku, diantaranya adalah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Sudahkah Anda menjaga shalat Anda dengan memenuhi panggilan menunaikan shalat 5 waktu secara berjamaah di masjid?
2. Sudahkah Anda shalat secara khusuk, dengan memahami apa yang Anda ucapkan?
3. Sudahkah Anda menunaikan shalat fajar di masjid? (Di sini tidak disebutkan shalat subuh karena diasumsikan bahwa orang yang shalat fajar pasti shalat subuh).
4. Sudahkah Anda membiasakan diri melaksanakan shalat rawatib di sela shalat wajib?
5. Apakah Anda selalu mengingat asma Allah dengan berdzikir usai melaksanakan shalat?
6. Apakah Anda telah bersholawat untuk nabi kita
7. Sudahkah Anda membaca Kalam Ilahi hari ini?
8. Sudahkah Anda membaca Hadits Rasulullah hari ini?
9. Apakah Anda telah berupaya mengurangi bercanda dan banyak tertawa?

Sebuah hadits menyertai pertanyaan di atas. Rasulullah pernah berpesan kepada Abu Hurairah untuk mengurangi tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati. Begitu sabda beliau.
10. Sudahkah Anda berusaha menjauhi orang yang suka mengajak anda berbuat keburukan...?
Dan masih banyak lagi pertanyaan yang tak sempat aku baca.

Deg...! Hatiku berdebar keras membaca pertanyaan demi pertanyaan tadi yang isinya sangat menohok dengan telak jantungku. Tiba-tiba sebuah cermin serasa berada di depanku memperlihatkan tubuhku yang kumal dan compang-camping. Pantaskah orang seperti ini masuk ke surgamu ya Rabb? Aku limbung, kakiku terasa lemas menahan tubuh ini. Begitu banyak urusan dunia sehingga banyak kewajiban yang Kau buat pun terlewatkan. Aku malu pada diriku yang terlalu banyak memohon dan berharap kemurahanMu, sementara aku masih sering melupakanMu, melupakan kewajibanku. Ya Allah ampuni hambaMu yang dhoif ini.

Di sebuah tempat yang kecil, becek dan kumuh ini telah Kau berikan cahaya buat hatiku yang gelap untuk bermuhasabah, introspeksi diri. Semoga saja aku segera tersadarkan dan mulai meningkatkan kualitas hidup dalam persiapan menghadap ke arasyMu nanti.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More